Masih
ingatkah kau?
Ini dimana?
Apa yang
kita lakukan disini?
Yap,
ini di jalan menuju Tapian Puti, air terjun indah yang membuat kita tergiur
untuk segera mendatanginya. Berbekal racun-racun yang ditebarkan di mading
kampus, tanpa informasi dan dana yang memadai kita putuskan untuk menjajaki
tempat ini.
Bermodalkan
tebengan pick up, kita menuju tempat ini. Atas informasi abang tukang buah,
kita semangat menjelajahi. Jalan berlobang, berliku-liku, jalan tanah becek,
hutan, jembatan reot, hutan, kita tempuh dengan jalan kaki.
Sampai
akhirnya, tak tampak lagi adanya tanda-tanda air terjun kian mendekat, dengan
sisa-sisa tenaga kita putuskan untuk pulang. Di perjalanan pulang, untuk
membesarkan hati, kita ingat kalimat ini ‘it’s not about destiny, it’s about
journey’.
Masih
ingatkah kau wajah-wajah ini?
Wajah-wajah
tampak lelah namun tak pernah pasrah
Demi
janji dua ratus peserta dan mengembalikan modal jutaan rupiah?
Masih
ingatkah kau saat ini?
Sepulang
liqo’ kita sempatkan mengunjungi acara pedati.
Mencari-cari
stand yang diminati, sampai akhirnya kita menemukan yang ini
Tak mau
kehilangan kesempatan, langsung kita sambar kamera di tangan dan berpoto
bergantian
Tak ingin
melewatkan kesempatan, kita bertanya-tanya kali saja ada buah tangan yang bisa
dibawa pulang
Masih
ingatkah kau kondisi ini?
Seperti
biasa, kita berjalan dari pasar ke kosan demi menghemat uang makan
Ditengah
hujan kita pakai plastik pelindung badan
berjanji
poto tidak akan diedarkan, kecuali sebagai peringatan dan kenang- kenangan
tapi
sayang, kau ingkar janji teman, kau duluan menyebarkan
Masih ingatkah kau acara ini?
Walau berada di satu tempat, kita punya dua acara yang berbeda
Saat kau tengah berdiskusi dengan penulis hebat dunia
Kami sibuk berpoto di cottage dan tanpa malu bolak balik mengambil makanan yang tersedia
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Pulang
berburu buku murah, perut mulai keroncongan
Rumah
teman menjadi harapan, untung ibunya punya stok makanan
Uang
sepuluh ribu masih bisa disimpan
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Hari
terakhir ujian semester pertama
Disaat
kita masih rajin-rajinnya
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Menjelang
maghrib kita keluar, demi janji pemandangan
Seperti
melewati lorong waktu,
sebelah
kanan pedesaan asri dengan rumah gadang dan persawahan
Sebelah
kiri raungan dan asap motor kendaraan
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Aku kehabisan
kata untuk mengungkapkan
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Nebeng
mobil pick up ke rumah Si Depi
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Baru
kusadari, kita pernah juga pernah mengidap alay
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Pakaian
mahal
Langsung
kita abadikan momen di segala hal
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Kau bernyanyi,
kau ku marahi
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Bataduah
mananti ujan, sambia bakodak salayang
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Terowongan
cinta
Entah
siapa penciptanya
Kau kepanasan,
lalu kau ambil sajadah untuk penutup badan
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Perjalanan
jauh pertama yang kita jalani
Bermodal
nekat dan berani
Mencoba
menjelajahi sisi
Juga
sebagai pemenuhan janji
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Perjalanan
jauh kau tempuh hanya untuk menonton musikal Laskar Pelangi
Kau buktikan
dengan tak cukup sekali menikmati ini
Kau abaikan
rayuan berbagai permainan yang menguji nyali
Pandangan
miring orang tak kau ambil peduli
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Sebelum
membeli lemari, kita singgah ke Rabbani.
Masih
ingatkah kau dengan yang ini?
Ahh,
tak perlu kiranya aku ceritakan. Pasti kau masih ingat bagaimana rasanya duduk
berimpitan di penurunan.
10 tahun dari sekarang,
setidaknya kita punya cerita untuk anak-anak kita ..
10 tahun dari sekaraaang kita punya cerota untuk anak-anak kitaaa,, ciiii kereeen :)
BalasHapus