Total Tayangan Halaman

Jumat, 20 Juni 2014

Masih ingatkah kau?

Masih ingatkah kau?
Ini dimana?
Apa yang kita lakukan disini?
Yap, ini di jalan menuju Tapian Puti, air terjun indah yang membuat kita tergiur untuk segera mendatanginya. Berbekal racun-racun yang ditebarkan di mading kampus, tanpa informasi dan dana yang memadai kita putuskan untuk menjajaki tempat ini.
Bermodalkan tebengan pick up, kita menuju tempat ini. Atas informasi abang tukang buah, kita semangat menjelajahi. Jalan berlobang, berliku-liku, jalan tanah becek, hutan, jembatan reot, hutan, kita tempuh dengan jalan kaki.
Sampai akhirnya, tak tampak lagi adanya tanda-tanda air terjun kian mendekat, dengan sisa-sisa tenaga kita putuskan untuk pulang. Di perjalanan pulang, untuk membesarkan hati, kita ingat kalimat ini ‘it’s not about destiny, it’s about journey’.

Masih ingatkah kau wajah-wajah ini?
Wajah-wajah tampak lelah namun tak pernah pasrah
Demi janji dua ratus peserta dan mengembalikan modal jutaan rupiah?

Masih ingatkah kau saat ini?
Sepulang liqo’ kita sempatkan mengunjungi acara pedati.  
Mencari-cari stand yang diminati, sampai akhirnya kita menemukan yang ini
Tak mau kehilangan kesempatan, langsung kita sambar kamera di tangan dan berpoto bergantian
Tak ingin melewatkan kesempatan, kita bertanya-tanya kali saja ada buah tangan yang bisa dibawa pulang

Masih ingatkah kau kondisi ini?
Seperti biasa, kita berjalan dari pasar ke kosan demi menghemat uang makan
Ditengah hujan kita pakai plastik pelindung badan
berjanji poto tidak akan diedarkan, kecuali sebagai peringatan dan kenang- kenangan
tapi sayang, kau ingkar janji teman, kau duluan menyebarkan


  
Masih ingatkah kau acara ini?
Walau berada di satu tempat, kita punya dua acara yang berbeda
Saat kau tengah berdiskusi dengan penulis hebat dunia
Kami sibuk berpoto di cottage dan tanpa malu bolak balik mengambil makanan yang tersedia
Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Pulang berburu buku murah, perut mulai keroncongan
Rumah teman menjadi harapan, untung ibunya punya stok makanan
Uang sepuluh ribu masih bisa disimpan

 
Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Hari terakhir ujian semester pertama
Disaat kita masih rajin-rajinnya

Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Menjelang maghrib kita keluar, demi janji pemandangan
Seperti melewati lorong waktu,
sebelah kanan pedesaan asri dengan rumah gadang dan persawahan
Sebelah kiri raungan dan asap motor kendaraan

Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Aku kehabisan kata untuk mengungkapkan

Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Nebeng mobil pick up ke rumah Si Depi

Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Baru kusadari, kita pernah juga pernah mengidap alay

  
Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Pakaian mahal
Langsung kita abadikan momen di segala hal 

 
Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Kau bernyanyi, kau ku marahi

Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Bataduah mananti ujan, sambia bakodak salayang

Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Terowongan cinta
Entah siapa penciptanya
Kau kepanasan, lalu kau ambil sajadah untuk penutup badan

Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Perjalanan jauh pertama yang kita jalani
Bermodal nekat dan berani
Mencoba menjelajahi sisi
Juga sebagai pemenuhan janji

Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Perjalanan jauh kau tempuh hanya untuk menonton musikal Laskar Pelangi
Kau buktikan dengan tak cukup sekali menikmati ini
Kau abaikan rayuan berbagai permainan yang menguji nyali
Pandangan miring orang tak kau ambil peduli

Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Sebelum membeli lemari, kita singgah ke Rabbani.

Masih ingatkah kau dengan yang ini?
Ahh, tak perlu kiranya aku ceritakan. Pasti kau masih ingat bagaimana rasanya duduk berimpitan di penurunan.


10 tahun dari sekarang, setidaknya kita punya cerita untuk anak-anak kita ..

1 komentar:

  1. 10 tahun dari sekaraaang kita punya cerota untuk anak-anak kitaaa,, ciiii kereeen :)

    BalasHapus